Modernisasi merupakan salah satu efek dari adanya
globalisasi yang menyebabkan transformasi dari sistem tradisional menjadi
modern. Semua aspek kehidupan sekarang ini, telah terkontaminasi dan terkena
imbas modernisasi, mulai dari kebiasaan, gaya hidup, ekonomi, politik, sosial, budaya
dan bahkan berimbas pada pendidikan. Akan tetapi, dari sekian banyak aspek yang
terkena imbas modernisasi salah satu yang paling sangat terasa terkena imbasnya
adalah permainan tradisional.
Akibat adanya modernisasi permainan tradisional pada
saat ini telah ditinggalkan dan bahkan sudah tidak menarik minat anak-anak dan
remaja. Mereka justru lebih tertarik pada permainan modern dibandingkan dengan
permainan tradisional. Permainan modern yang saat ini disukai anak-anak dan
remaja sebenarnya kurang akan kandungan pesan moral, nilai-nilai dan jauh dari
kesan mendidik. Berbanding terbalik dengan permainan modern, permainan
tradisional sebenarnya penuh dengan filosofi, pesan moral, nilai-nilai dan
mendidik.
Anak-anak dan remaja jaman sekarang lebih tertarik
bermain Playstation, Nitendo, Internet dll, dibandingkan dengan bermain
Bebentengan, Congklak, Galah asin, ucing-ucingan dsb. Jika kita tanyakan
nama-nama permainan tradisional kepada mereka mungkin sebagian dari mereka
tidak akan tahu terhadap permainan tersebut. Permainan tradisional sebenarnya lebih
memberikan manfaat baik secara jasmani maupun rohani jika dibandingkan dengan
permainan modern. Bukan hanya itu, orang tua jaman sekarang pun seakan-akan
lebih senang membelikan anaknya mainan modern dan cenderung lebih suka melihat
anaknya bermain di dalam rumah. Secara psikologis menurut saya itu kurang baik
karena akan mendorong anak menjadi individualistis, Autis dan menghambat proses
sosialisasinya. Berdasarkan beberapa argumen diatas, yang jadi pertanyaan
penulis adalah kenapa pada saat ini anak-anak dan remaja lebih tertarik pada
permainan modern dibandingkan dengan permainan tradisional ? untuk menjawab
pertanyaan tersebut, penulis akan membahasnya pada bagian selanjutnya.
Jika kita amati dan telisik lebih jauh, banyak sekali
filosofi permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai pendidikan.
Contohnya seperti permainan paciwit-ciwit lutung, permainan yang dimainkan
dengan cara saling menyubit kulit punggung tangan dan menumpuk keatas, mengandung
symbol mengenai kehidupan dunia, yang artinya bahwa kehidupan manusia itu
memiliki siklus yang terus berputar, kadang diatas dan kadang dibawah. Tidak
selamanya manusia itu terus sengsara, dan tidak juga manusia itu terus kaya.
Hal itu bertujuan untuk mengingatkan manusia agar tidak sombong ketika berkuasa
dan juga tidak putus asa saat menderita.
Permainan tradisional pada saat ini memang sudah sangat tergerus oleh derasnya ombak modernisasi. Pamornya kalah oleh permainan modern yang mengandalkan teknologi tinggi. Tidak banyak anak-anak dan remaja yang mau dan tertarik untuk memainkannya. Bahkan mungkin sebagian dari mereka tidak banyak yang tahu akan permainan tradisional yang dulu pernah menjadi permainan populer dijamanya. Mereka lebih tertarik untuk memainkan permainan modern karena dianggap lebih canggih dan lebih seru jika dibandingkan dengan permainan tradisional. Kenapa hal tersebut bisa terjadi ? menurut analisis saya, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan jaman akibat dari efek globalisasi, modernisasi dan westernisasi yang menyebabkan pergeseran nilai-nilai, budaya dan gaya hidup. Kedua, perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Ketiga, permainan tradisional dianggap permainan anak kampung yang menyebabkan anak-anak dan remaja jaman sekarang merasa gengsi untuk memainkannya. Keempat, kurangnya sosialisasi yang dilakukan orang tua dan pemerintah tentang permainan tradisional. Kelima, permainan tradisional dianggap permainan kuno yang sudah tidak sesuai dengan jaman. Sebenarnya permainan tradisional itu memiliki beberapa manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan permainan modern diantaranya, permainan tradisional melatih kreatifitas anak karena biasanya permainan tersebut dibuat oleh sendiri, membuat anak menjadi sehat dan aktif, memiliki filosofis pendidikan yang kuat, membantu melatih kerjasama anak karena biasanya permainan tradisional dilakukan secara tim.
Permainan tradisional telah selayakna kita jaga dan lestarikan karena merupakan suatu aset dan warisan budaya bangsa. Jangan sampai permainan tradisional yang kita miliki diakui oleh bangsa lain dan dianggap sebagai warisan budayanya. Oleh sebab itu perlu adanya sinergitas dari semua pihak baik Negara, Instansi terkait dan masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan agar permainan tradisional yang kita miliki tidak hilang terlindas jaman.
Permainan tradisional pada saat ini memang sudah sangat tergerus oleh derasnya ombak modernisasi. Pamornya kalah oleh permainan modern yang mengandalkan teknologi tinggi. Tidak banyak anak-anak dan remaja yang mau dan tertarik untuk memainkannya. Bahkan mungkin sebagian dari mereka tidak banyak yang tahu akan permainan tradisional yang dulu pernah menjadi permainan populer dijamanya. Mereka lebih tertarik untuk memainkan permainan modern karena dianggap lebih canggih dan lebih seru jika dibandingkan dengan permainan tradisional. Kenapa hal tersebut bisa terjadi ? menurut analisis saya, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan jaman akibat dari efek globalisasi, modernisasi dan westernisasi yang menyebabkan pergeseran nilai-nilai, budaya dan gaya hidup. Kedua, perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Ketiga, permainan tradisional dianggap permainan anak kampung yang menyebabkan anak-anak dan remaja jaman sekarang merasa gengsi untuk memainkannya. Keempat, kurangnya sosialisasi yang dilakukan orang tua dan pemerintah tentang permainan tradisional. Kelima, permainan tradisional dianggap permainan kuno yang sudah tidak sesuai dengan jaman. Sebenarnya permainan tradisional itu memiliki beberapa manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan permainan modern diantaranya, permainan tradisional melatih kreatifitas anak karena biasanya permainan tersebut dibuat oleh sendiri, membuat anak menjadi sehat dan aktif, memiliki filosofis pendidikan yang kuat, membantu melatih kerjasama anak karena biasanya permainan tradisional dilakukan secara tim.
Permainan tradisional telah selayakna kita jaga dan lestarikan karena merupakan suatu aset dan warisan budaya bangsa. Jangan sampai permainan tradisional yang kita miliki diakui oleh bangsa lain dan dianggap sebagai warisan budayanya. Oleh sebab itu perlu adanya sinergitas dari semua pihak baik Negara, Instansi terkait dan masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan agar permainan tradisional yang kita miliki tidak hilang terlindas jaman.
Seiring dengan perubahan jaman, perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, menyebabkan permainan tradisional semakin hilang
karena terlupakan. Banyak faktor yang membuat permainan ini kalah pamor
kemudian tidak diminati dan akhirnya menghilang kerena terlupakan. Namun, dibalik
semua itu harus adanya komitmen dan kesadaran dari semua pihak untuk menjaga
dan melestarikan permainan tradisional. Jangan sampai terjadi lagi klaim Negara
lain terhadap warisan budaya yang kita miliki, karena permainan tradisional
merupakan permainan yang penuh dengan filosofis pendidikan, warisan budaya
bangsa dan banyak memberikan manfaat.
0 komentar:
Posting Komentar