Minggu, 03 Maret 2013

Yang Tradisional, Yang Terlupakan


         Modernisasi merupakan salah satu efek dari adanya globalisasi yang menyebabkan transformasi dari sistem tradisional menjadi modern. Semua aspek kehidupan sekarang ini, telah terkontaminasi dan terkena imbas modernisasi, mulai dari kebiasaan, gaya hidup, ekonomi, politik, sosial, budaya dan bahkan berimbas pada pendidikan. Akan tetapi, dari sekian banyak aspek yang terkena imbas modernisasi salah satu yang paling sangat terasa terkena imbasnya adalah permainan tradisional.
Akibat adanya modernisasi permainan tradisional pada saat ini telah ditinggalkan dan bahkan sudah tidak menarik minat anak-anak dan remaja. Mereka justru lebih tertarik pada permainan modern dibandingkan dengan permainan tradisional. Permainan modern yang saat ini disukai anak-anak dan remaja sebenarnya kurang akan kandungan pesan moral, nilai-nilai dan jauh dari kesan mendidik. Berbanding terbalik dengan permainan modern, permainan tradisional sebenarnya penuh dengan filosofi, pesan moral, nilai-nilai dan mendidik.
Anak-anak dan remaja jaman sekarang lebih tertarik bermain Playstation, Nitendo, Internet dll, dibandingkan dengan bermain Bebentengan, Congklak, Galah asin, ucing-ucingan dsb. Jika kita tanyakan nama-nama permainan tradisional kepada mereka mungkin sebagian dari mereka tidak akan tahu terhadap permainan tersebut. Permainan tradisional sebenarnya lebih memberikan manfaat baik secara jasmani maupun rohani jika dibandingkan dengan permainan modern. Bukan hanya itu, orang tua jaman sekarang pun seakan-akan lebih senang membelikan anaknya mainan modern dan cenderung lebih suka melihat anaknya bermain di dalam rumah. Secara psikologis menurut saya itu kurang baik karena akan mendorong anak menjadi individualistis, Autis dan menghambat proses sosialisasinya. Berdasarkan beberapa argumen diatas, yang jadi pertanyaan penulis adalah kenapa pada saat ini anak-anak dan remaja lebih tertarik pada permainan modern dibandingkan dengan permainan tradisional ? untuk menjawab pertanyaan tersebut, penulis akan membahasnya pada bagian selanjutnya.
        Jika kita amati dan telisik lebih jauh, banyak sekali filosofi permainan tradisional yang mengandung nilai-nilai pendidikan. Contohnya seperti permainan paciwit-ciwit lutung, permainan yang dimainkan dengan cara saling menyubit kulit punggung tangan dan menumpuk keatas, mengandung symbol mengenai kehidupan dunia, yang artinya bahwa kehidupan manusia itu memiliki siklus yang terus berputar, kadang diatas dan kadang dibawah. Tidak selamanya manusia itu terus sengsara, dan tidak juga manusia itu terus kaya. Hal itu bertujuan untuk mengingatkan manusia agar tidak sombong ketika berkuasa dan juga tidak putus asa saat menderita. 
           Permainan tradisional pada saat ini memang sudah sangat tergerus oleh derasnya ombak modernisasi. Pamornya kalah oleh permainan modern yang mengandalkan teknologi tinggi. Tidak banyak anak-anak dan remaja yang mau dan tertarik untuk memainkannya. Bahkan mungkin sebagian dari mereka tidak banyak yang tahu akan permainan tradisional yang dulu pernah menjadi permainan populer dijamanya. Mereka lebih tertarik untuk memainkan permainan modern karena dianggap lebih canggih dan lebih seru jika dibandingkan dengan permainan tradisional. Kenapa hal tersebut bisa terjadi ? menurut analisis saya, hal tersebut disebabkan karena beberapa faktor. Pertama, adanya perubahan jaman akibat dari efek globalisasi, modernisasi dan westernisasi yang menyebabkan pergeseran nilai-nilai, budaya dan gaya hidup. Kedua, perkembangan ilmu dan teknologi yang semakin pesat. Ketiga,  permainan tradisional dianggap permainan anak kampung yang menyebabkan anak-anak dan remaja jaman sekarang merasa gengsi untuk memainkannya. Keempat, kurangnya sosialisasi yang dilakukan orang tua dan pemerintah tentang permainan tradisional. Kelima, permainan tradisional dianggap permainan kuno yang sudah tidak sesuai dengan jaman. Sebenarnya permainan tradisional itu memiliki beberapa manfaat dan keunggulan dibandingkan dengan permainan modern diantaranya, permainan tradisional melatih kreatifitas anak karena biasanya permainan tersebut dibuat oleh sendiri, membuat anak menjadi sehat dan aktif, memiliki filosofis pendidikan yang kuat, membantu melatih kerjasama anak karena biasanya permainan tradisional dilakukan secara tim. 
           Permainan tradisional telah selayakna kita jaga dan lestarikan karena merupakan suatu aset dan warisan budaya bangsa. Jangan sampai permainan tradisional yang kita miliki diakui oleh bangsa lain dan dianggap sebagai warisan budayanya. Oleh sebab itu perlu adanya sinergitas dari semua pihak baik Negara, Instansi terkait dan masyarakat untuk tetap menjaga dan melestarikan agar permainan tradisional yang kita miliki tidak hilang terlindas jaman.
Seiring dengan perubahan jaman, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, menyebabkan permainan tradisional semakin hilang karena terlupakan. Banyak faktor yang membuat permainan ini kalah pamor kemudian tidak diminati dan akhirnya menghilang kerena terlupakan. Namun, dibalik semua itu harus adanya komitmen dan kesadaran dari semua pihak untuk menjaga dan melestarikan permainan tradisional. Jangan sampai terjadi lagi klaim Negara lain terhadap warisan budaya yang kita miliki, karena permainan tradisional merupakan permainan yang penuh dengan filosofis pendidikan, warisan budaya bangsa dan banyak memberikan manfaat.

0 komentar:

Posting Komentar